Kamis, 05 April 2018

KAJIAN KRITIS HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DALAM ASPEK KEBAHASAAN MORFOLOGI


KAJIAN KRITIS HUBUNGAN FILSAFAT ILMU DALAM
ASPEK KEBAHASAAN MORFOLOGI
Tugas Ini Disusun Guna  Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pembimbing: Sri Waljinah P

Description: D:\Ums.jpg

Disusun Oleh :
ARIF KUSDIWANTO
  A310100002/ 3F

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

A.  Pendahuluan
Jika kita perhatikan dengan baik, dalam kehidupan sehari-hari banyak masyarakat disekitar  kita yang memakai Bahasa Indonesia tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa kedalam tuturan Bahasa Indonesia. Banyak sekali masyarakat Indonesia yang menggunakan kata-kata yang tidak baik dan benar ketika melakukan komunikasi.Mereka sering menggabungkan Bahasa Daerah dengan Bahasa Indonesia yang justru terkesan aneh jika didengar.  Selain itu, banyak juga orang yang berbicara dengan menggunakan Bahasa Indonesia tetapi menggunakan lafal atau intonasi jawa, batak, bugis, sunda dan lain sebagainya. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar bangsa Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Sedangkan bahasa pertamanya adalah bahasa daerah masing-masing. Oleh karena itu dalam pengucapan atau pemilihan kata ketika berbicara menggunakan Bahasa Indonesiapun tidak tepat. Sehingga menimbulkan banyak keanehan dan kejanggalan makna ketika kata itu diucapkan. Selain itu, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sejak sekolah dasar, istilah yang dikenal dan lazim digunakan oleh guru adalah “huruf” walaupun yang dimaksud adalah fonem. Mengingat keduanya merupakan istilah yang berbeda, untuk efektifnya pembelajaran tentu perlu diadakan penyesuaian dalam segi penerapannya. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu ukuran lafal atau fonem baku dalam Bahasa Indonesia, sudah seharusnya kata-kata atau intonasi khas dari daerah tersebut perlu dikurangi jika mungkin bisa dihilangkan saja. sebagai seorang calon pendidik, tentunya kita harus bisa menghilangkan pengertian-pengertian yang salah tersebut. Seorang calon pendidik harus bisa memahami struktur morfologi dan fonologi Bahasa Indonesia. karena keduanya merupakan hal yang saling berkaitan. Jika sebuah pemilihan kata dan pengucapan kata tersebut juga salah, maka hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap makna yang terbentuk.
Filsafat ilmu berasal dari kata Yunani, philosophia, yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat sebagai salah satu pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka (Poedjawiyatna, dalam Suharti,2012:2). Filsafat ilmu sebagai cabang ilmu pengetahuan adalah bidang yang memiliki obyek kajian universal. Aspek-aspek kehidupan manusia secara keseluruhan tercakup dalam filsafat ilmu. Bidang kajian yang universal itu memungkinkan filsafat untuk bekerja sama dengan cabang ilmu pengetahuan lain. Cabang ilmu pengetahuan lain yang menjadi perhatian di antaranya adalah bidang bahasa. Para ahli filsafat memandang aspek-aspek kebahasaan sangat diperlukan untuk menyampaikan dan menjelaskan hal-hal yang menjadi permasalahan dan kajian filsafat sebagai ilmu pengetahuan.

B. Kajian Mengenai Morfologi

             Bahasa adalah alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa dapat disampaikan pesan, maksud, dan tujuan penutur kepada lawan bicara. Ilmu lingusistik adalah ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari mengenai morfem dan kombinasinya. Morfologi merupakan satu sistem dari suatu bahasa dalam arti luas sehingga struktuk kata yang senantiasa membentuk kalimat-kalimat tentu mengalami perubahan sesuai dengan jenis kata atau makna kata yang dikehendaki oleh penutur atau penulisnya. Dengan demikian, morfologi memiliki keleluasan dalam proses pembentukan morfem, kata dan kombinasi-kombinasinya baik pada kategori morfem bebas maupun terikat.  Morfem merupakan satuan terkecil dalam kata yang tidak dapat diuraikan lagi dalam kalimat. Sebagai satuan terkecil morfem ini merupakan satuan gramatikal yang memiliki makna. Morfem dibedakan atas tiga bagian: 1). Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dalam hal makna. 2). Morfem setengah bebas adalah morfem yang memiliki makna, tetapi tidak dapat berdiri sendiri jika tidak bergabung dengan morfem lain. 3). Morfem terikat adalah morfem yang selalu melekat pada morfem lain atau dapat memiliki makna sebelum bergabung dengan morfem lain. Selain morfologi, fonologi juga merupakan cabang ilmu linguistik.
C. Kelemahan dan Kelebihan
Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik. Kelebihan aspek aksiologi dari mempelajari morfologi adalah dengan mempelajari morfologi kita dapat menentukan sebuah bentuk itu merupakan morfem atau bukan. Selain itu, kita juga dapat  mengidentifikasi bagaimana proses pembentukan morfem-morfem tersebut tersebut menjadi sebuah  kata sehingga kata tersebut dapat digunakan dan diaplikasiikan secara baik dan benar. Jadi, dengan mempelajari morfologi memang banyak manfaat dan kelebihan yang bisa kita dapat. Meskipun  terdapat banyak kelebihan tak berarti bahwa morfologi tidak mempunyai kelemahan. Kelemahan morfologi yaitu sulitnya untuk membedakan apakah itu morfem ataukah kata. Karena kata dan morfem memiliki sedikit kemiripan jika tidak diidentifikasi secara teliti. 
D. PENUTUP
Berdasarkan kajian di atas terdapat kaitan antara filsafat dengan bahasa. Bahasa dapat dikatakan sebagai sumber perhatian dari filsafat. Morfologi merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari mengenai bentuk kata. Satuan terkecil dari sebuah kata yang tidak dapat dipisahkan lagi disebut dengan morfem. Jenis morfem ada tiga yaitu a). morfem bebas, b). morfem setengah bebas dan c). morfem terikat. Hal ini menegaskan bahwa peran filsafat ilmu dalam perkembangan bahasa menunjukkan hubungan yang saling berkaitan.

















DAFTAR PUSTAKA
Suharti, Ermi. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta : Prajnya Ilmu
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta
Nasucha, Yakub dkk. 2010. Morfologi.  Surakarta : Yuma Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar