Resensi Buku Non-fiksi Biografi Chairil
Anwar “AKU”
a. Judul
Resensi :
Aku Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair
Chairil Anwar
b. Identitas buku
1.
Judul Buku : AKU
2.
Nama Pengarang : Sjuman Djaya
3.
Tempat Penerbitan Buku :
Jakarta
4.
Tahun Penerbitan : 2003
5.
Tebal Buku :
xii + 155 hlm
6.
Jumlah halaman : 155
7.
Harga Buku : -
c. Isi
Buku
Siapa yang
tak kenal dia. Binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang. Sempat
terpinggirkan oleh zaman Jepang. Perang yang terus berlalu lalang tidak
membuatnya gentar ataupun takut. Sosok penyair bohemian yang rindu akan
kebebasan, sempat merdeka meski belenggu penjajahan mengangkang. Tak peduli
peluru menerjang kulitku, aku tetap meradang menerjang, luka dan bisa kubawa
berlari, hingga hilang pedih peri dan aku akan lebih tidak peduli, aku mau
hidup seribu tahun lagi. Sederet larik di atas, dengan kata sederhana namun
memberikan energi, kekuatan bagi mereka yang mendengarnya. Dia sang penyair
liar, Chairil Anwar. Kehidupannya yang amburadul, anti kemapanan tak membuatnya
gerah menghadapi rumitnya pada saat ia mengangkangi bumi ini. Kehidupan setiap
orang memiliki warna-warni yang saling berbeda dan hal itulah yang membuat
hidup ini terasa manis. Seperti kehidupan Chairil yang juga sosok manusia biasa
yang ingin berteriak pada dunia, bahwa, Aku ingin bebas dari segala, Merdeka.
Kendati bebas, ia lantas tak hanya berpangku tangan saja melihat situasi
kondisi lingkungan dimana ia tinggal. Setiap untaian kata-kata yang keluar dari
mulutnya dan goresan tinta di secarik kertas buram, mampu menelurkan
sajak-sajak yang akan membuat dirinya dikenang di masa mendatang, menjadi
maestro penyair terkemuka dalam kasusastraan indonesia angkatan 45.Alur cerita
kehidupannya yang menceritakan dia sosok penyair fenomenal tak di dapatnya
secara instant begitu saja. Meminjam kata-kata iwan fals, bukan tujuan yang
dicari tapi prosesnya. Itulah yang dilakukan Chairil dalam hidupnya, meski dia
mati muda. Tak habis-habis orang membicarakan karya-karyanya dan kehidupannya.
Dia mampu mengubah ketakutan pada Jepang kala itu menjadi senjata untuk kreatif
dalam kata-kata sajaknya. Proses hidup yang terus dijalani mampu memberikan
cerminan realitas dirinya pada saat itu. Hidup yang tak monoton. berliku-liku
tak mudah ditebak dan penasaran. Proses hidupnya itulah yang membuat si
penulis,
Sjuman
Djaya menulis skenario tentang kisah perjalanan dan karya-karya penyair Chairil
Anwar. Judul sajaknya “AKU” telah membuat pemerintahan Jepang, kala itu sempat
ketakutan karena isi lirik-liriknya yang menimbulkan semangat pemberontakan,
keberanian. Hingga Jepang mengubah judulnya “Semangat” untuk mengaburkan sajak
itu. Skenario yang belum sempat dibuat filmnya karena keterbatasan ruang dan
dokumentasi saat itu tak membuat kesegaran isinya hancur remuk hilang bentuk.
Malah sebaliknya sederetan kata-kata dalam skenario dibawakan dengan apa
adanya, menimbulkan kebaruan. Referensi yang dicari dari mana-mana, teman
sesama penyair, keluarganya dan orang-orang yang merasa kenal dengan dirinya
membuat naskah ini kelihatan hidup dan berbobot. Teringat pesan dari anonim:
bahwa terpenting bukan bagaimana dia mati, namun bagaimana ketika mereka saat
hidup.
d.
Kelebihan dan Kelemahan
·
Kelebihan Buku :
Buku ini, lebih cocok
skenario ini enak dibaca karena pilihan diksi san kata-katanya sederhana,
begitu juga sajak-sajak Chairil, sederhana tapi tak menghilangkan makna. Lewat
karya Chairil dan Sjuman Djaya bisa terdengar gaungnya hingga sekarang. Meski
keduanya telah tiada namun karya-karya mereka mampu kita nikmati dan rasakan. Buku
ini memuat skenario perjalanan penyair Chairil Anwar dari ketika dia dalam
masa-masa kecilnya bersama nenek dan ibunya, ketika beranjak menjadi pemuda
liar, dan sempat angkat senjata berjuang melawan penjajah hingga pembuktian
kedewasaan melalui kisah cinta romantis bersama wanita-wanita yang pernah hidup
dengannya. Begitu juga ketika dia sesaat TBC merenggut nyawanya.
Sjuman Djaya mengambil sosok Chairil menjadi pelaku utama dalam
sandiwara ini. Dan rasa senang, sedih, angkuh dan, marah diungkapkannya secara
apik.
·
Kelemahan Buku :
Buku ini pun tidak luput
dari kata kekurangan, yakni buku ini terlalu banyak memuat sisi positif sang
penyair. Walaupun telah disisipkan berbagai kekurangan sang
penyair namun tetap saja lebih menonjolkan segala sisi baiknya. Buku ini dapat
dikatakan sedikit subjektif sang penyair Chairil Anwar. Karena buku ini
merupakan salah satu buku yang menyajikan sastra di dalam penyampaiannya dalam
bentuk bahasa prosa. Bagi kebanyakan orang awam buku ini mungkin tidak mudah
untuk memahami isi buku ini. Untuk memahami isi buku ini haruslah beberapa kali
dahulu membacanya. Ini yang membuat buku ini kurang diminati oleh kaum awam.
Penikmat buku sejenis ini kebanyakan hanyalah mereka yang bergelut di bidang
sastra saja. Mereka yang profesinya di bidang bahasa khususnya sastra seperti
essays, dosen mata kuliah sastra, penulis, seniman teater, dll. Untuk
kebanyakan orang awam mungkin lebih memilih buku yang bagi mereka mudah untuk
dicerna.
e.
Perbandingan dengan Buku Nonfiksi Lain
Buku ini menceritakan perjalanan hidup yang begitu ruwet tetapi
jelas karena alur cerita yang ditampilkan secara ringkas namun runtut. Mungkin
buku lain yang sejenis yang memuat perjalanan hidup sang pujangga. Hal ini bisa
dikarenakan keduanya yaitu pengarang buku ini dan yang ditulis biografinya
memiliki ikatan emosional yang cukup dekat. Dikarenakan secara Sjuman Djaya
adalah penggemar dan sangat mengidolakan sosok sang penyair Chairil Anwar. Oleh
karenanya secara tidak langsung Sjuman Djaya ingin menampilkan karyanya secara
total dalam rangka perwujudan apresiasinya terhadap Sang Penyair legenda ini.
Ini yang membuat buku ini lebih memiliki “taste” yang lebih dibandingkan buku
biografi yang lain.
f.
Arah dan Saran Pemilihan Buku
Setelah membaca dan mengerti isi buku ini secara keseluruhan
alangkah baiknya buku ini segera didapatkan dan dibaca. Karena isi dari buku
ini adalah suatu pemberontakan pribadi yang ingin menentang segala kemapanan
dan keberaturan. Bagi sastrawan wajiblah untuk segera membaca ini agar dapat
digunakan sebagai referansi diri untuk berkarya tanpa batas. Karena sosok
Chairil Anwar sangatlah menginspirasi gejolak seni para seniman maupun
sastrawan di Indonesia.
g.
Unsur Bahasa yang Digunakan
Unsur bahasa yang digunakan yaitu dengan
bahasa prosa dan puisi yang sangat dalam dan setiap kata-kata yang digunakan
sangatlah mempunyai makna yang leksikal. Setiap kata yang tertulis dalam buku
ini mengandung unsur sastra yang penuh makna kehidupan. Bahasa yang memerlukan
pengkajian ulang untuk bisa mengerti akan indahnya proses kehidupan.
h.
Tujuan Pengarang dan Tujuan Resensator
Tujuan dari pengarang adalah mengangkat
kisah hidup seorang penyair yang tidak dianggap di masa hidupnya, tetapi
setelah penyair itu wafat banyak orang yang memuji hasil karyanya, maka dari
itu pengarang mengangkat hal ini agar semua orang tahu bagaimana kisah hidup
sang penyair tersebut. Sehingga sangatlah bermanfaat sebagai referensi kita
semua untuk lebih mengerti dan memahami proses kehidupan. Di saat kita mulai
menyerah menghadapi segala ujian hidup yang kompleks ini kita bisa belajar dari
perjalanan sang penyair. Kita dapat mengekspresikan dan menampilkan segala
karya yang positif bagi umat.
i.
Harapan dan Saran Resensator
Agar setiap orang dapat membaca buku ini
dan memahami setiap kata yang terkandung di dalam buku ini, dan agar buku ini
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit semangat untuk menjalani hidup ini.
Dengan kata lain bisa digunakan sebagai sumber inspirasi kita agar dapat
menjadi generasi muda bangsa yang super semangat. Tanpa mengenal batas di dalam
menciptakan karya yang berguna.
j.
Kesimpulan
Buku ini memuat segala proses perjalanan
hidup penyair Chairil Anwar yang sangat mementingkan sebuah proses dan proses
kehidupan. Buku yang sangat inspiratif dan menggugah gejolak jiwa para pemuda
di eranya untuk bergolak melawan segala keberaturan yang menyesatkan jiwa.
Membangkitkan segala semangat untuk berperang melawan ketidakadilan yang
melanda bangsa tercinta kita ini.
Biografi ini wajib dikoleksi oleh
sebagian orang yang sudah terlanjur suka dan cinta tentang dunia sastra. Buku ini memuat skenario perjalanan penyair Chairil
Anwar dari ketika dia dalam masa-masa kecilnya bersama nenek dan ibunya, ketika
beranjak menjadi pemuda liar, dan sempat angkat senjata berjuang melawan
penjajah hingga pembuktian kedewasaan melalui kisah cinta romantis bersama
wanita-wanita yang pernah hidup dengannya. Semoga semangatmu Chairil Anwar
tetap melekat abadi di dalam lubuk hati sanubari kami.
Bagi kami
yang sedang menapaki proses kehidupan menuju masa depan yang lebih dari indah.
Sebagai generasi penerus bangsa yang ingin selalu bersemangat mengharumkan
bangsa ini. Terutama dalam hal dunia kesusasteraan negeri Indonesia ini agar
tidak mudah tergeser oleh perkembangan globalisasi.
Terima kasih resensinya.. salam literasi
BalasHapusMas, punya buku ini ?
BalasHapus