Jumat, 07 Juni 2013

resensi buku AKU



Resensi Buku Non-fiksi Biografi Chairil Anwar “AKU”
a.       Judul  Resensi                         : Aku Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair 
                                                  Chairil Anwar
b.      Identitas buku
1.      Judul Buku                        : AKU
2.      Nama Pengarang               : Sjuman Djaya
3.      Tempat Penerbitan Buku  : Jakarta
4.      Tahun Penerbitan              : 2003
5.      Tebal Buku                        : xii + 155 hlm
6.      Jumlah halaman                 : 155
7.      Harga Buku                       : -
c.       Isi  Buku
Siapa yang tak kenal dia. Binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang. Sempat terpinggirkan oleh zaman Jepang. Perang yang terus berlalu lalang tidak membuatnya gentar ataupun takut. Sosok penyair bohemian yang rindu akan kebebasan, sempat merdeka meski belenggu penjajahan mengangkang. Tak peduli peluru menerjang kulitku, aku tetap meradang menerjang, luka dan bisa kubawa berlari, hingga hilang pedih peri dan aku akan lebih tidak peduli, aku mau hidup seribu tahun lagi. Sederet larik di atas, dengan kata sederhana namun memberikan energi, kekuatan bagi mereka yang mendengarnya. Dia sang penyair liar, Chairil Anwar. Kehidupannya yang amburadul, anti kemapanan tak membuatnya gerah menghadapi rumitnya pada saat ia mengangkangi bumi ini. Kehidupan setiap orang memiliki warna-warni yang saling berbeda dan hal itulah yang membuat hidup ini terasa manis. Seperti kehidupan Chairil yang juga sosok manusia biasa yang ingin berteriak pada dunia, bahwa, Aku ingin bebas dari segala, Merdeka. Kendati bebas, ia lantas tak hanya berpangku tangan saja melihat situasi kondisi lingkungan dimana ia tinggal. Setiap untaian kata-kata yang keluar dari mulutnya dan goresan tinta di secarik kertas buram, mampu menelurkan sajak-sajak yang akan membuat dirinya dikenang di masa mendatang, menjadi maestro penyair terkemuka dalam kasusastraan indonesia angkatan 45.Alur cerita kehidupannya yang menceritakan dia sosok penyair fenomenal tak di dapatnya secara instant begitu saja. Meminjam kata-kata iwan fals, bukan tujuan yang dicari tapi prosesnya. Itulah yang dilakukan Chairil dalam hidupnya, meski dia mati muda. Tak habis-habis orang membicarakan karya-karyanya dan kehidupannya. Dia mampu mengubah ketakutan pada Jepang kala itu menjadi senjata untuk kreatif dalam kata-kata sajaknya. Proses hidup yang terus dijalani mampu memberikan cerminan realitas dirinya pada saat itu. Hidup yang tak monoton. berliku-liku tak mudah ditebak dan penasaran. Proses hidupnya itulah yang membuat si penulis,
Sjuman Djaya menulis skenario tentang kisah perjalanan dan karya-karya penyair Chairil Anwar. Judul sajaknya “AKU” telah membuat pemerintahan Jepang, kala itu sempat ketakutan karena isi lirik-liriknya yang menimbulkan semangat pemberontakan, keberanian. Hingga Jepang mengubah judulnya “Semangat” untuk mengaburkan sajak itu. Skenario yang belum sempat dibuat filmnya karena keterbatasan ruang dan dokumentasi saat itu tak membuat kesegaran isinya hancur remuk hilang bentuk. Malah sebaliknya sederetan kata-kata dalam skenario dibawakan dengan apa adanya, menimbulkan kebaruan. Referensi yang dicari dari mana-mana, teman sesama penyair, keluarganya dan orang-orang yang merasa kenal dengan dirinya membuat naskah ini kelihatan hidup dan berbobot. Teringat pesan dari anonim: bahwa terpenting bukan bagaimana dia mati, namun bagaimana ketika mereka saat hidup.
d.      Kelebihan dan Kelemahan
·         Kelebihan Buku          :
Buku ini, lebih cocok skenario ini enak dibaca karena pilihan diksi san kata-katanya sederhana, begitu juga sajak-sajak Chairil, sederhana tapi tak menghilangkan makna. Lewat karya Chairil dan Sjuman Djaya bisa terdengar gaungnya hingga sekarang. Meski keduanya telah tiada namun karya-karya mereka mampu kita nikmati dan rasakan. Buku ini memuat skenario perjalanan penyair Chairil Anwar dari ketika dia dalam masa-masa kecilnya bersama nenek dan ibunya, ketika beranjak menjadi pemuda liar, dan sempat angkat senjata berjuang melawan penjajah hingga pembuktian kedewasaan melalui kisah cinta romantis bersama wanita-wanita yang pernah hidup dengannya. Begitu juga ketika dia sesaat TBC merenggut nyawanya.
Sjuman Djaya mengambil sosok Chairil menjadi pelaku utama dalam sandiwara ini. Dan rasa senang, sedih, angkuh dan, marah diungkapkannya secara apik.
·         Kelemahan Buku        : 
Buku ini pun tidak luput dari kata kekurangan, yakni buku ini terlalu banyak memuat sisi positif sang penyair. Walaupun  telah disisipkan berbagai kekurangan sang penyair namun tetap saja lebih menonjolkan segala sisi baiknya. Buku ini dapat dikatakan sedikit subjektif sang penyair Chairil Anwar. Karena buku ini merupakan salah satu buku yang menyajikan sastra di dalam penyampaiannya dalam bentuk bahasa prosa. Bagi kebanyakan orang awam buku ini mungkin tidak mudah untuk memahami isi buku ini. Untuk memahami isi buku ini haruslah beberapa kali dahulu membacanya. Ini yang membuat buku ini kurang diminati oleh kaum awam. Penikmat buku sejenis ini kebanyakan hanyalah mereka yang bergelut di bidang sastra saja. Mereka yang profesinya di bidang bahasa khususnya sastra seperti essays, dosen mata kuliah sastra, penulis, seniman teater, dll. Untuk kebanyakan orang awam mungkin lebih memilih buku yang bagi mereka mudah untuk dicerna.
e.       Perbandingan dengan Buku Nonfiksi Lain
Buku ini menceritakan perjalanan hidup yang begitu ruwet tetapi jelas karena alur cerita yang ditampilkan secara ringkas namun runtut. Mungkin buku lain yang sejenis yang memuat perjalanan hidup sang pujangga. Hal ini bisa dikarenakan keduanya yaitu pengarang buku ini dan yang ditulis biografinya memiliki ikatan emosional yang cukup dekat. Dikarenakan secara Sjuman Djaya adalah penggemar dan sangat mengidolakan sosok sang penyair Chairil Anwar. Oleh karenanya secara tidak langsung Sjuman Djaya ingin menampilkan karyanya secara total dalam rangka perwujudan apresiasinya terhadap Sang Penyair legenda ini. Ini yang membuat buku ini lebih memiliki “taste” yang lebih dibandingkan buku biografi yang lain.  
f.       Arah dan Saran Pemilihan Buku
Setelah membaca dan mengerti isi buku ini secara keseluruhan alangkah baiknya buku ini segera didapatkan dan dibaca. Karena isi dari buku ini adalah suatu pemberontakan pribadi yang ingin menentang segala kemapanan dan keberaturan. Bagi sastrawan wajiblah untuk segera membaca ini agar dapat digunakan sebagai referansi diri untuk berkarya tanpa batas. Karena sosok Chairil Anwar sangatlah menginspirasi gejolak seni para seniman maupun sastrawan di Indonesia.


g.      Unsur Bahasa yang Digunakan
Unsur bahasa yang digunakan yaitu dengan bahasa prosa dan puisi yang sangat dalam dan setiap kata-kata yang digunakan sangatlah mempunyai makna yang leksikal. Setiap kata yang tertulis dalam buku ini mengandung unsur sastra yang penuh makna kehidupan. Bahasa yang memerlukan pengkajian ulang untuk bisa mengerti akan indahnya proses kehidupan.
h.      Tujuan Pengarang dan Tujuan Resensator
Tujuan dari pengarang adalah mengangkat kisah hidup seorang penyair yang tidak dianggap di masa hidupnya, tetapi setelah penyair itu wafat banyak orang yang memuji hasil karyanya, maka dari itu pengarang mengangkat hal ini agar semua orang tahu bagaimana kisah hidup sang penyair tersebut. Sehingga sangatlah bermanfaat sebagai referensi kita semua untuk lebih mengerti dan memahami proses kehidupan. Di saat kita mulai menyerah menghadapi segala ujian hidup yang kompleks ini kita bisa belajar dari perjalanan sang penyair. Kita dapat mengekspresikan dan menampilkan segala karya yang positif bagi umat.
i.        Harapan dan Saran Resensator
Agar setiap orang dapat membaca buku ini dan memahami setiap kata yang terkandung di dalam buku ini, dan agar buku ini dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit semangat untuk menjalani hidup ini. Dengan kata lain bisa digunakan sebagai sumber inspirasi kita agar dapat menjadi generasi muda bangsa yang super semangat. Tanpa mengenal batas di dalam menciptakan karya yang berguna.
j.        Kesimpulan
Buku ini memuat segala proses perjalanan hidup penyair Chairil Anwar yang sangat mementingkan sebuah proses dan proses kehidupan. Buku yang sangat inspiratif dan menggugah gejolak jiwa para pemuda di eranya untuk bergolak melawan segala keberaturan yang menyesatkan jiwa. Membangkitkan segala semangat untuk berperang melawan ketidakadilan yang melanda bangsa tercinta kita ini.
Biografi ini wajib dikoleksi oleh sebagian orang yang sudah terlanjur suka dan cinta tentang dunia sastra. Buku ini memuat skenario perjalanan penyair Chairil Anwar dari ketika dia dalam masa-masa kecilnya bersama nenek dan ibunya, ketika beranjak menjadi pemuda liar, dan sempat angkat senjata berjuang melawan penjajah hingga pembuktian kedewasaan melalui kisah cinta romantis bersama wanita-wanita yang pernah hidup dengannya. Semoga semangatmu Chairil Anwar tetap melekat abadi di dalam lubuk hati sanubari kami.
Bagi kami yang sedang menapaki proses kehidupan menuju masa depan yang lebih dari indah. Sebagai generasi penerus bangsa yang ingin selalu bersemangat mengharumkan bangsa ini. Terutama dalam hal dunia kesusasteraan negeri Indonesia ini agar tidak mudah tergeser oleh perkembangan globalisasi.

2 komentar: